Si Bodoh

Sebodoh itu si Bodoh?

Disudut ruangan, termenung. 
Gelisah dalam salah.

Diam dan amarah mu menyayat hati dalam rindu.

Stop. Jangan bicarakan rindu.

“Pantaskah kau mengucap rindu? Saat perbuatan mu jauh dari arti rindu?” Ucapnya kepada si Bodoh.

Disudut ruangan, menghangatkan badan.
Melawan dinginnya udara yang bercampur rindu.

“Diam kamu bodoh! Kau mengganggu waktu ku!” Ucapnya.

“Bukan kah acuh mu itu mengganggu waktu ku juga? Waktu yang ku siapkan untuk mendengar setiap cerita mu?” Ucap si Bodoh.

“Aku ingin menjadi pintar! Tapi bisakah aku pintar, selama diriku bernama Bodoh?” Tanya si Bodoh.

Ah apalah kehebatan si Bodoh ini.
Aku tak bisa apa-apa.
Selain terus belajar.
Belajar.
Belajar.
Menjadi pintar.

Tapi,
Ahh aku bukan murid yang baik untuk belajar.
Aku murid bodoh.

Mungkin,
Ini masalah waktu.
Setiap waktu yang berjalan.
Akan mengubah setiap dimensi.

Mungkin aku bodoh, karena nama ku.
Tapi aku tak ingin bodoh selamanya.
Aku ingin menjadi pintar.
Aku yakin bisa.
Tapi.....
Sepintar pintarnya aku nanti, aku tetaplah.

Si Bodoh.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bermimpilah!

Hei, Aku Rindu.

Untuk mu, papa