Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Sampai Ujung Itu Tiba

Saat kaki terus melangkah, muncul banyak pertanyaan. "Sampai kapan?" "Ujungnya kemana?" "Sudah tau beda kenapa dijalanin?" Buat ku tak ada namanya kebetulan. Setiap kejadian yang kita lewati sudah ada dalam rencana-Nya. Aku hanya berjalan dalam alur yang ada.  Mungkin ini terkesan sebuah pembenaran. Ini bukan pembenaran, Sampai saat nanti aku tau ujung dari perjalanan ini. Yang aku yakin, ujungnya baik. Baik belum tentu tak sakit. Sakit belum tentu tak Baik. Dan sampai ujung itu tiba Ijinkan aku terus mencintaimu. Ijinkan aku terus menyayangimu Yang terpenting Ijinkan aku menjagamu untuk semakin dengan Tuhanmu. Karena Dia lah yang mempertemukan kita. Aku mencintai Pencipta-ku, dan juga ciptaan-Nya. Kamu. Sampai ujung itu tiba.

Sepasang Kaki

Gambar
Setiap manusia diberikan sepasang kaki oleh Sang Pencipta. Sepasang kaki yang siap berpijak kemana pun arah dan tujuan melangkah. Sepasang kaki yang siap menopang tubuh ini setiap waktunya. Kadang dia lelah untuk melangkah. Kadang dia lelah untuk menopang tubuh ini lagi. Kadang dia merasa terlalu lelah untuk melangkah sendirian, Dia butuh sepasang kaki lagi untuk menemani setiap langkah yang dilakukan. Aku mencari dan menemukannya. Sepasang kaki yang selalu menemani setiap perjuangan saya. Sepasang kaki yang siap membantu menopang kaki saya ketika kelelahan. Ketika sepasang kaki lainnya mencemoohnya, "Buat apa sih selalu ada buat sepasang kaki lain?" Sepasang kaki itu menjawab, "Itulah tujuan saya diciptakan. Saya ada untuk menemani setiap langkah perjuangannya dan menemani dalam lelahnya." Ya sepasang kaki itu selalu menemani sepasang kaki saya.  Selalu. Tanpa lelah.

Be your self!

Setiap orang sih punya hak masing-masing untuk ngapain aja. Tapi kali ini pendapat gua sih. Gua sih bingung sama orang-orang yang tiap hari hidup dengan "menjilat".  Menjilat demi mengamankan sebuah posisi atau terlihat baik di depan orang. Hidup tuh jadi diri sendiri. Hidup tuh harus punya prinsip sendiri. Hidup tuh harus tau mana yang benar mana yang salah. Kalo salah, bilang salah. Kalo benar, bilang benar. Takut posisinya ga aman? Takut ga dapat tempat yang diinginkan? Bukan dengan menjilat! Tapi, Lakukan semuanya dengan hati. Ada yang salah dengan lingkungan lo? Lawan! Soal rejeki? Kok punya Tuhan khawatir sih? Rejeki di tangan Tuhan kali! Jadi kalo mau ambil rejekinya, yaudah deket aja dulu sama Tuhan. Ketemuan kalo perlu. Sekali lagi,  Jadi diri sendiri! Jangan suka menjilat deh ya, yang disekitar lo tuh orang! Bukan oreo!

Jangan Ragu!

Ini kisah kita berdua. Bukan hanya kisah kau atau aku. Tapi kita berdua. bersama-sama. Tak peduli apa mereka. Kita melewatinya bersama diiringin setiap doa  kepada Tuhan kita masing-masing. Jangan ragu akan rasa kisah kita. Jangan ragu akan rasa sayang ini. Jangan! Karena, Aku mencintai mu, sama seperti, Aku mencintai Tuhan ku.

Ijinkan Kami, Tuhan

Gambar
Kenapa harus ada perbedaan? Kenapa harus dipertemukan jika akhirnya dipisahkan? Jika yang berbeda dapat berbagi suka-duka bersama Kenapa perbedaan itu dipermasalahkan? Jika yang berbeda itu dapat saling menguatkan Kenapa perbedaan itu dipermasalahkan? Tapi setidaknya ijinkan yang berbeda itu saling menguatkan dan membuktikan sebuah kekuatan yang namanya CINTA Berbeda cara beribadah Berbeda tempat ibadahnya Berbeda kitab suci Tapi satu dalam doa Doa yang tulus kepada Maha Pencipta untuk memberikan waktu yang panjang untuk bersama Lagian, Bukankah semua sama dihadapan-Nya? Bukankah setiap pertemuan sudah diatur oleh-Nya? Bukankah hati ini miliknya? Rasa suka Rasa rindu Rasa sayang Berasal dari hati yang milik-Nya? Kenapa yang berbeda tak dapat menyelesaikan janji sucinya di depan sebuah Altar? Bukankah Tuhan itu satu? Kalau pun berbeda Setidaknya kasi kesempatan adanya pelukan dalam perbedaan. adanya genggaman yang